Tiba tiba keinget bio seorang teman di twitter, ”hanya ingin banyak yang menangisi ketika
mati”, begitu tulisnya. Sekilas seperti bio-bio lainnya, tak ada yang
berbeda. Tapi ada yang membuat saya bertanya pada diri sendiri. Kira-kira
ketika nanti saya mati berapa banyak orang yang menangisi kepulangan saya? Apakah
akan sebanyak orang yang menangisi wafatnya habib munzir dan ustad uje al
buqhori, yang pengantarnya sampai ribuan orang. Atau malah ketika jenazah saya
hendak dikebumikan gak ada sama sekali yang mengantarnya. Atau jangan-jangan
para pengantar itu rela membopong keranda karena imbalan uang?
Ada aksi ada reaksi, begitu kira-kira bunyi hukum newton kedua. Banyaknya pengantar habib munzr dan ustad uje pasti gak lepas dari apa yang mereka lakukan selama hidup. Pasti banyak orang yang merasakan kebaikan mereka selama hidup, sehingga ketika mereka meninggal, orang orang itu merasa kehilangan.
Balik lagi ke persoalan ketika saya mati berapa banyak yang akan
menangisi kematian saya? Seberapa besar kebaikan yang sudah saya perbuat selama
hidup, cukupkah “membayar” satu orang untuk menangisi kepergian saya. Atau
barang kali saelama hidup saya malah membuat mereka kecewa, dan jangankan untuk
menangisi kepergian saya, bahkan untuk membaca broadcast yang berisi berita
kematian saya, dia sudah enggan. Berapa
banyak kebaikan yang kita perbuat sebelum mati?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar