Kamis, 15 November 2012

CERPEN : Ketika


Banyak orang beranggapan aku dan dirinya hanyalah kesalahan dalam suatu sistem, sebuah titik yang tidak sengaja tergores oleh sang maestro pada sebuah lukisan. 
Kini aku benar-benar tak peduli dengan suara-suara sumbang itu, sudah penuh sesak telingaku diisi oleh suara sumbang para artis yang mampir dilayar televisi tiap pagi. Jadi tak sedikit pun kuhiraukan semua omongan miring tetang aku dan dia.

Anggap saja aku begitu beruntung mendapatkannya, dan dia begitu sial mau menerimaku, atau anggap saja kepalanya habis terbetur siang itu.

21 oktober, kalau tidak salah itu tanggal dimana keberuntunganku bertemu dengan kesialannya. Aku masih ingat betul ketika aku mengucapkan kata kata yang....... ah.. kata yang hampir tak kupercayai akhirnya meluncur dari mulutku.

“Tidak benar aku mencintaimu sejak pandangan pertama, tapi kalau kau percaya pada pepatah jawa ”witing tresno jalaran soko kulino”  begitulah yang aku rasakan padamu. Rindu yang terus mendatangiku tiap malam, dan memori tentangmu yang terus berputar di kepala membuatku seperti gila. Jadi aku beranikan diri mengucapkan ini....... maukah kau menjadi pacarku?”

Kata kata yang kuhapalkan selama dua malam, akhirnya meluncur ke udara bebas. Masuk ke telinganya dan sukses mengganggu akal sehatnya.
“Iya aku mau”
Hanya kata itu yang keluar dari bibirnya. Tak kupercaya dia mengiyakan permintaan yang hampir ku anggap mustahil itu. Sesak napas aku dibuatnya
***
Akar permasalahan yang membuat nada-nada sumbang itu bermunculan adalah aku, seorang dari golongan mayoritas atau bisa disebut dari golongan siswa tidak populer berhasil mendapatkan Ratih. Wanita yang menjadi incaran puluhan bahkan ratusan siswa laki laki disekolah kami. Yang berani mendekatinya hanya siswa siswa populer. Atau siswa dari golongan mayoritas alias siswa tidak populer yang terlalu percaya diri, atau lebih tepatnya tidak tau malu hingga menganggap Ratih mau dengan mereka.

Tapi tampaknya Ratih menolak mereka semua. Terbukti dia masih saja naik angkot ketika pulang sekolah. Sedangkan ketika berangkat dia selalu diantar oleh ayahnya. Bukankah pria yang berhasil merebut hatinya pasti akan memboncengkannya,  mengantar  jemput setiap hari?
***
Ratih memiliki rambut sepunggung yang sangat hitam, seperti rambut para model iklan shampo di televisi. Sorot matanya tajam. Dan cara berjalan sungguh anggun. Wanita yang memiliki wajah menyejukan pandangan mata.

Perkenalanku dengan Ratih dimulai dari ketidak sengajaan. Ketika selesai salat, aku hendak mengenakan sepatuku. Aku duduk dikursi panjang yang dikhususkan bagi jamaah mesjid untuk mengenakan sepatu. Aku tidak sadar ada Ratih disebelahku, dan dengan cerobohnya aku mengenai rok putih yang dikenakan Ratih ketika hendak mengikat sepatuku.

“Maaf, maaf, maaf. Enggak sengaja”. Dengan cepat aku memohon maaf kepadanya.

“Gak apa apa”. Dia membalas dengan menyunggingkan senyuman.

Setelah pertemuan itu, ketika bertemu dengannya aku selalu memberi senyum, dan diapun selalu membalas dengan tersenyum pula. Ingin terbang aku dibuatnya.

***
Momentum terjadi ketika pengumuman pembagian kelas tiga, dalam daftar absen aku sekelas dengan seorang siswi yang bernama Ratih Nawang Sari. Ratih yang itukah? Ratih yang selau tersenyum ketika bertemu denganku. Ratih yang senyumnya mampu membuatku kehilangan gravitasi dalam sepersekian detik.

Mungkin ini yang disebut teori relativitas oleh Einstein, ketika aku tidak bisa tidur karena besok ada ulangan matematika, waktu serasa cepat sekali berputar, tiba tiba sudah pagi. Namun, ketika aku menantikan pagi karena ingin cepat cepat memastikan Ratih Nawang Sari itu Ratih yang ku kenal atau bukan, malam sepertinya enggan beranjak. Tiap kali kulihat jam dinding seperti tak berputar jam itu.
***
Dan ternyata Ratih benar benar sekelas denganku. Kami mulai saling berbicara, mulai dari kejadian di mushola berapa ratus hari yang lalu. Tugas tugas yang mulai menumpuk. Tapi untuk kehidupan pribadi tak banyak ia bercerita. Sudah punya pacarkah dia? Setampan apakah pacarnya atau bagaiman tipe pria idamannnya. Tak sekalipun kudengar.

Perkembangan hubungan kami hanya sebatas teman mengerjakan tugas, kalo tidak ada tugas tak pernah kami berbicara berdua. Sebenarnya aku ingin melangkah lebih jauh. Tapi perkara yang satu ini menbuat akau hilang akal, bingung harus memulai dari mana? Sungguh akau ingin sekali bisa lebih dekat dengannya.

Sejak getaran itu muncul aku semakin tak menguasai diri jika berbicara dengan Ratih. Topik pembicaraan yang sudah tersusun rapih dalam kepala seketika hilang ketika berdua dengannya. Aku hanya bisa mengiyakan semua perkataannya. Mengangguk atau memberi jempol. Bodoh. Pria tipe ini adalah pria yang biasa disalip oleh saingannya ditikungan terakhir, baik pada kejuaraan balap atau urusan seperti ini, urusan hati.
***
Aku semakin sering mendapat tugas kelompok dengannya. Dan seperti biasa, kami terlibat percakapn seru mengenai tugas. Tapi saat berbicara mengenai hal hal lain mulutku terkunci, aku masih dengan gaya yang sama, jika ia tidak memulai aku tidak akan memulai pembicaraan. Dan saat ia mulai berbicara, aku hanya menggangguk, memberi jempol dan tersenyum. Begitulah, berlangsung sampai aku muak dengan diriku sendiri.

                                                                  ***
        
Membantunya mengerjakan tugas adalah peristiwa yang aku tunggu tunggu. Karena hanya dengan cara itu aku bisa lebih dekat dengannya. Aku begitu peduli dengan hal hal yang ia lakukan. Dan aku merasa, aku harus ada di tiap gerak lakunya. Beruntung rasanya bisa mendengar keluh kesahnya.

Akhirnya aku sampai pada tingkat kegilaan memendam rasa cinta stadium 4. Pada stadium ini biasanya penderitanya sering melamun, bicara sendiri, tertawa tanpa sebab, terkadang emosinya meledak ledak, dan sering bertingkah aneh. Apalagi jika wanita idamannya jalan berdua dengan pria lain. Begitu pula yang aku alami. 

Rasa yang kupendam semakin meledak ledak. Sampai akhirnya aku putuskan untuk mengakhiri penderitaan ini, aku akan mengutarakan isi hatiku, itupun jika berhasil. Jika tidak, kegilaan ini malah semakin parah.  Aku pasti dianggap tolol oleh semua orang termasuk Ratih mungkin, karena berani beraninya “menembak “ Ratih.

***
Dan siang itu sejarah terukir, aku pria dari mayoritas berhasil mendapatkan cintanya. Cinta yang banyak orang perebutkan. Tanggapan orang??? Perlahan aku abaikan. Yang penting adalah cerita kami, cerita aku dan Ratih dimulai di siang itu, 21 oktober....


Rabu, 14 November 2012

Bayanganmu




Hanya setitik, tapi penuhi ruang imaji
Tidak sempurna, tapi cukup untuk dikatakan indah
Menghimpit dada dengan rasa
Membuntuti hingga ke dunia mimpi

Tapi menghilang seiring mentari membuka mata

Selasa, 13 November 2012

Genggam


Merebut hatimu memang tak semudah memetik mawar ditaman. Tinggal petik dan bisa dibawa pulang. Mungkin apesnya kau ketahuan mencuri dan lari tunggang langgang dikejar satpam komplek. Tapi bila berhasil lolos, mawar itu sampai dirumah juga.

Tapi kau bukan mawar ditaman, bukan pula edelweis yang ada di puncak pegunungan. Kau lebih dari keindahan yang diciptakan Tuhan dalam bentuk bunga-bunga cantik itu.

Kau??? Hanya aku dan aku yang mampu mendeskripsikannya. Bantulah aku kalau kau mau menjabarkan siapa kau sebenarnya. Mungkin kau pemanis dari semua karya cipta Tuhan. Membayangkan wajahmu membuat semuanya tampak indah dipandang.

Atau kau memang benar-benar bunga???  Bunga tidur ... Kau hanya bisa dijamah di sisi dunia yang lain, tapi tak benar-benar bisa dibawa ke dunia yang nyata..
Semoga tidak.  Semoga kau memang benarbenar kau. Kau yang aku kenal dan terus aku kenal, dan aku genggam.